Kamis, 27 Maret 2014

BUDIDAYA RUMPUT GAJAH UNTUK PAKAN TERNAK

 

Jenis tanaman rumput-rumputan yang berperan dalam pengawetan tanah dan air adalah yang dapat berfungsi ganda yaitu berkemampuan untuk membantu mencegah berlangsungnya erosi dan dapat pula bermanfaat bagi hijauan makanan ternak. Rumput gajah merupakan alternatifnya.
Tanaman rumput-rumputan dapat digunakan dalam usaha pengawetan tanah dan atau pencegahan erosi dikarenakan :
a. Tanaman rumout-rumputan dapat tumbuh dengan cepat sehingga dalam waktu pendek tanah telah dapat tertutupi oleh tanaman tersebut secara rapat dan tebal.
b. Bagian atas dari tanaman (daun-daunan) mampu melindungi permukaan tanah dari percikan air hujan dan memperlambat aliran permukaan.
c. Bagian bawah tanaman (perakaran) dapat memperkuat resistensi tanah dan membantu melancarkan infiltrasi air kedalamtanah.
Penanaman rumput gajah dapat dilakukan secara monokultur ataupun interkultur dengan tanaman tahunan sehingga dapat diperoleh manfaat secara maksimal. Pertumbuhannya yang relatif cepat dalam waktu yang pendek serta peranan daun-daun dan perakarannya terhadap erosi, maka pembudidayaan rumput gajah dapat menjadi pilihan yang bijaksana dan menguntungkan.
Rumput Gajah ( Pennisctum purpureum) atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput gajah dapat hidup diberbagai tempat (0 – 3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta enghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi.
Rumput gajah tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus enghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur.
Pada lahan tumpang sari, rumput gajah dapat ditanam pada guludan-guludan sebagai pencegah
longsor akibat erosi. Morfologi rumput gajah yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 2 meter sehingga dapat berperan sebagai penangkal angin (wind break) terhadap tanaman utama.
Rumput gajah dibudidayakan dengan potongan batang (stek) atau sobekan rumpun (pous) sebagai bibit. Bahan stek berasal dari batang yang sehat dan tua, dengan panjang stek 20 – 25 cm (2 – 3 ruas atau paling sedikit 2 buku atau mata). Pemotongan pada waktu penanaman ruas mata dapat Untuk bibit yang berasal dari sobekan rumpun/ anakan (pous) sebaiknya berasal dari
rumpun yang sehat, banyak mengandung akar dan calon anakan baru. Sebelum penanaman bagian vegetatif dari sobekan rumpun dipangkas terlebih dahulu untuk menghindari penguapan yang tinggi sebelum sistem perakaran dapat aktif menghisap air.
Cara Penanaman :
1. Pembersihan lahan
2. Pengolahan tanah (sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau sehingga penanaman dapat dilakukan pada awal musim hujan).
3. Pembuatan lubang-lubang tanaman dengan jarak tanam 60 x 100 cm.
Diperlukan 17.000 bahan stek untuk kebutuhan lahan seluas 1 hektar.
Pemupukan :
1. Pupuk P dan K diberikan 2 kali dalam setahun yaitu pada waktu pengolahan tanah dan 6 bulan
kemudian, dengan dosis masing-masing 200 kg DS dan 200 kg ZK per hektarnya.
2. Pupuk N diberikan 200 kg ZA/ha/tahun yang diberikan setiap kali setelah 2 – 4 kali pemotongan.
3. Dapat juga digunakan pupuk kandang sebanyak 400 kw/ha/tahun yang diberikan pada waktu pengolahan tanah dan setelah pemotongan. Pemungutan Hasil (pemotongan) :
Pemotongan rumput gajah yang pertama dilakukan setelah tanaman berumur 60 hari,
selanjutnya dilakukan selang 40 hari pada musim hujan dan selang 60 hari pada musim kemarau.
Pada pemotongan batang rumput gajah sebaiknya ditinggalkan ± 10 cm dari permukaan tanah. Pemotongan batang tanaman yang terlalu pendek menyebabkan semakin lambatnya pertumbuhan kembali, namun jika batang yang ditinggalkan terlalu panjang maka tunas batang saja yang akan berkembang sedangkan jumlah anakan akan berkurang.
Peremajaan :
Dilakukan jika tanaman telah berumur 3 – 4 tahun setelah tanaman sudah tidak responsive lagi
terhadap pengelolaan. Setelah pemotongan terakhir, tanah diantara barisan dicangkul dan dilakukan pemupukan. Buatlah lubang tanam untuk tanaman baru pada perpotongan silang rumput yang lama, untuk menjaga kesinambungan stok hijauan ternak. Setelah tanaman baru tumbuh, sisa tanaman lama dibongkar hingga ke akar-akarnya. Komposisi Gizi Rumput Gajah (bahan kering) :
Bagian yang dapat dicerna dari rumput gajah yaitu :
Bahan kering %
Protein kasar = 10.19
Serat Kasar = 34.15
Lemak = 1.64
Abu = 11.73
BETN = 42.29
Bahan kering %
Protein kasar = 5.92
Serat Kasar = 22.74
Lemak = 0.84
BETN = 25.6
PENANAMAN RUMPUT UNTUK TERNAK
Sistem Budidaya Sapi Potong Pada Ekoregional Padang Pengembalaan
Persiapan lahan
· Lahan dibersihkan dari gulma, kemudian digaru dibiarkan selama satu minggu.
Persiapan bibit rumput
· Bibit rumput didatangkan dari Sub Balitnak Sungai Putih Kecamatan Galang, Sumatera Utara. Dipilahkan dalam 5 rumpun, kemudian untuk 1 lubang tanaman disiram dalam hal penyiapan akar agar jangan kering.
· Persiapan kebun bibit rumput kemudian tanah yang telah diolah dipagari dengan pagar duri dengan tiang dari batang kuda-kuda.
· Penanaman rumput rumput yang telah dipisahkan, kemudian ditanam dengan jarak tanam 40 x 60 cm/rumpun.
Pemupukan
· Tanah yang telah diistirahatkan diberikan pupuk urea sebanyak 1100 kg/ha, selang beberapa hari kemudian ditambah dengan pemberian pupuk kandang.
Penyiraman
· Disiram setiap hari agar akarnya cepat tumbuh.
Penimbangan
· Seluruh sapi ditimbang, diberikan obat cacing sesuai dengan anjuran dan diseleksi dengan memilih sapi yang baik untuk digemukan dan perkawinan dengan ratio perbandingan 10 ekor betina dengan 1 ekor jantan.
Pemeriksaan feses
· Feses diperiksa di laboratorium
dengan tujuan agar terhindar dari lido parasit, kemudian sapi tersebut disemprot dengan Asumtol guna pencegahan serangan berupa caplak.
Pengembalaan sapi
· Seluruh sapi ditempatkan pada padang pengembalaan yang telah ditumbuhi rumput Brachiria humicola.
Pengamatan
· Setiap 1 bulan sekali sapi tersebut ditimbang dengan tujuan mengetahui pertumbuhan berat badan, sedang sapi yang dipilih untuk tujuan perkawinan dideteksi dengan jalan pengambilan air seni (urin), bila telah menunjukan tanda-tanda kebuntingan dilihat
dengan penampilan sapi tersebut, urine dicelupkan ke dalam planotest bila menunjukkan tanda-tanda kehamilan maka akan tergambar didalam planotest tersebut.
Sumber : http://sutanmuda.wordpress.com/2008/07/22/budidaya-rumput-gajah-untuk-pakan-ternak/

Rabu, 26 Maret 2014

CARA BUDIDAYA TERNAK KAMBING ETTAWA


PENDAHULUAN
Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan kambing hasil persilangan kambing Etawah (kambing jenis unggul dari India) dengan kambing Kacang (kambing asli Indonesia).
Kambing PE dapat beradaptasi dengan kondisi iklim Indonesia, mudah dipelihara dan merupakan ternak jenis unggul penghasil daging juga susu. Produksi daging kambing PE lebih tinggi dibandingkan dengan kambing kacang.
Bobot badan Kambing PE jantan dewasa antara 65 – 90 kg dan yang betina antara 45 – 70 kg. Produksi susu bisa mencapai 1 – 3 liter/hari.
Kambing PE juga sangat prospektif untuk usaha pembibitan. Harga anak kambing PE bisa 3 – 5 kali lipat harga anak kambing lokal. Kambing PE beranak pertama kali pada umur 16 – 18 bulan dan dalam waktu 2 tahun bisa beranak 3 kali jika diusahakan secara intensif dengan hasil anak kembar 2 – 3 ekor/induk.

CIRI – CIRI KAMBING PE
  1. Postur tubuh tinggi, untuk ternak jantan dewasa gumba/pundak 90 – 110 cm dan betina 70 – 90 cm. Kaki panjang dan bagian paha ditumbuhi bulu/rambut panjang
  2. Profil (bagian atas hidung) tampak cembung
  3. Telinga panjang (25 – 40 cm) terkulai ke bawah
  4. Warna bulu umumnya putih dengan belang hitam atau coklat. Tetapi ada juga yang polos putih, hitam atau coklat.
PEMILIHAN BIBIT
1. Bibit Kambing PE yang baik :
  1. Sehat, tidak cacat fisik dengan nafsu makan besar dan aktif
  2. Bulu bersih dan mengkilat
  3. Dada lebar dan dalam, kaki kurus dan kuat
  4. Berasal dari keturunan kembardan induk tidak sedarah
2. Bibit Kambing PE jantan yang baik :
  1. Postur tubuh tinggi besar dan gagah
  2. Kaki panjang dan tumit tinggi
  3. Alat kelamin normal dan nafsu sex besar
3. Bibit Kambing PE betina yang baik :
  1. Bersifat keibuan dan pandai mengasuh anak
  2. Alat kelamin normal
  3. Mempunyai ambing yang simetris, kenyal dan tidak ada bekas luka
PERKEMBANGBIAKAN
Perkawinan dapat menghasilkan kebuntingan bila dilakukan pada saat kambing betina dalam keadaan birahi. Kambing betina birahi pertama pada saat umur 6 – 8 bulan tetapi belum dapat dikawinkan menunggu dewasa tubuh pada umur 10 – 12. Sedangkan kambing jantan sebaiknya dikawinkan setelah umur 12 bulan.
Tanda – tanda birahi pada kambing betina antara lain:
  1. Gelisah, tidak nafsu makan, ekor dikibas – kibaskan serta terus – menerus mengembik
  2. Alat kelamin bengkak, berwarna merah serta mengeluarkan sedikit lendir bening
  3. Masa birahi berlangsung selama 24 – 45 jam dan akan terulang dengan siklus 18 – 20 hari
Bila kambing betina telah menunjukkan gejala birahi maka sebaiknya segera dikawinkan. Perkawinan dapat dilakukan dengan dua cara:
  1. Kawin alam : Kawin yang dilakukan dengan memasukkan kambing betina ke kandang pejantan selama 2 hari
  2. Kawin suntik / IB/ AI : Kawin yang dilaksanakan dengan cara memasukkan sperma beku yang mutu genetiknya terjamin.
Adapun ciri-ciri kambing bunting antara lain:
  1. Sejak dikawinkan gejala birahi tidak muncul lagi
  2. Sikap tenang dan nafsu makan meningkat
  3. Perut sebelah kanan membesar dan ambing turun
  4. Suka menggesek-gesekkan badan ke dinding kandang
Kambing bunting sebaiknya dipelihara terpisah dengan yang lain dengan cara memberi sekat agar tidak terganggu kambing lain dan lantai kandang harus kuat agar kambing tidak terperosok atau terpeleset.
Masa Bunting kambing selama 5 bulan, anak yang baru lahir segera disusukan pada induknya agar mendapatkan colostrum yang berguna bagi pembentukan kekebalan tubuh.
Anak kambing disapih pada umur 3 bulan dan induknya dapat dikawinkan lagi sehingga dalam waktu 2 tahun bisa beranak 3 kali.

PRODUKSI SUSU KAMBING
Produksi susu kambing PE relatif tinggi dan berlebih jika hanya untuk mencukupi kebutuhan anak sehingga dapat dimanfaatkan untuk manusia. Kandungan gizi susu kambing yaitu protein 3,7 %, lemak 4,1 %, gula 4,6 % dan mineral 0,80 %. Susu kambing juga mempunyai khasiat sebagai berikut:
  1. Membantu penyembuhan penyakit paru-paru (TBC, asma, flek)
  2. Mencegah osteophorosis
  3. Menanggulangi penyakit gatal pada kulit
  4. Meningkatkan pertumbuhan dan kecerdasan anak
  5. Mengencangkan dan menghaluskan kulit
  6. Menambah gairah seksual.
PAKAN TERNAK KAMBING
Secara umum ternak kambing setiap hari membutuhkan pakan hijauan sebanyak 10 % dari bobot badan, tetapi dalam pemberiannya 2 kali lipat karena kambing bersifat pemilih. Pemberian dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Pemberian konsentrat diberikan untuk menambah dan melengkapi kebutuhan gizi dengan jumlah 1% dari bobot badan. Pemberian konsentrat dilakukan pada pagi hari.
Untuk mencukupi kebutuhan mineral maka diberikan garam dapur yang ditempatkan pada wadah khusus yang ditempatkan pada wadah khusus dan kambing akan menjilati sesuai kebutuhan.
PERKANDANGAN
Kandang kambing PE idealnya berbentuk panggung dengan lantai dari lajur bambu atau papan yang dipasang berjajar dari depan ke belakang. Antara lajur diberi sela 1,2 cm agar kotoran serta kaki tidak terperosok. Kebutuhan ruang kandang kambing jantan dewasa 1,5 m x 1,5 m/ekor dan betina 1,5 m x 1 m/ekor.

Sumber:
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Wonosobo. 2007. Lembar Informasi Pertanian: Budidaya Kambing PE. Dinas Pertanian Kabupaten Wonosobo. Wonosobo.
http://budidayanews.blogspot.com/2011/02/cara-budidaya-ternak-kambing-etawa.html

BUDIDAYA HIJAUAN PAKAN KAMBING YANG BERKUALITAS

memilih dan membudidayakan hijauan yang memiliki  kandungan nutrisi yang sangat baik dan produktivitasnya tinggi, sebagai pakan hijauan yang diberikan baik untuk jenis kambing unggul maupun kambing perah.  Berikut adalah hijauan yang kami budidayakan :
1. Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) : Daun singkong yang dimanfaatkan bisa berasal dari berbagai varietas singkong budidaya ataupun dari singkong karet, keduanya sangat mudah untuk dibudidayakan, hanya dengan menanam batangnya saja pada saat musim hujan mayoritas dapat tumbuh dengan baik.
Hasil penelitian Ravindran (1991) menunjukkan bahwa daun singkong mempunyai kandungan protein yang tinggi yaitu berkisar antara 16.7−39.9% bahan kering dan hampir 85% dari fraksi protein kasar merupakan protein murni, sedangkan bagian kulit dan onggok memiliki kandungan pati yang cukup tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber energi. Liem et al. (1997) melaporkan dari 2.5−3 ton/ha hasil samping tanaman singkong dapat menghasilkan tepung daun singkong sebanyak 600−800 kg/ha. Lebih lanjut dijelaskan pemakaian tepung daun singkong dalam formulasi ransum dapat dijadikan sebagai sumber protein dan konsentrat pada kambing dan sapi perah (Khang et al. 2000).
Wanapat dan Knampa (2006) melaporkan hay daun singkong dapat menggantikan pemakaian bungkil kedelai pada sapi perah di daerah tropik. Selain  berfungsi sebagai sumber protein, daun singkong juga berperan sebagai anti cacing (anthelmintic) dan kandungan taninnya berpotensi meningkatkan daya tahan saluran pencernaan ternak terhadap mikroorganisme parasit. Ensilase merupakan salah satu cara pengawetan daun singkong sebagai pakan ternak (Hang 1998) dan efektif menurunkan kandungan sianida (HCN) pada ubi kayu setelah 3 bulan ensilase yaitu dari 289 mg/kg menjadi 20.1 mg/kg (Kavana et al. 2005).
Banyak peternak yang ragu dalam menggunakan daun singkong sebagai pakan kambing mengingat adanya kandungan sianida yang identik dengan racun. Selama ini tidak pernah ada kasus kerancunan di kandang EFI, caranya simple daun singkong sebelum diberikan terlebih dahulu dijemur/dilayukan atau didiamkan satu malam kemudian keesokan harinya diberikan.
2. Gamal (Gliricidia Sepium) : Banyak penamaan berbeda di banyak daerah untuk gliricidia ini sbb: Gamal (Indonesia), Lirikside, liriksidia, Wit Sepiung (Jateng), Johar Gembiro Loka (DIY). Jawa Timur: Kelorwono, Joharlimo, Johar Bogor. Sunda: Cebreng, Cepbyer (Jabar), Kalikiria (Ciamis), Angrum (Garut).
Gliricidia kaya akan protein (23% CP) dan kalsium (1,2%). Kandungan seratnya tinggi (45% NDF) yang membuatnya sangat bagus sebagai sumber hijauan untuk ternak ruminansia. Permasalahan pada ternak hanya sebatas palatabilitasnya (kesukaan) saja, mengingat gamal ini memiliki bau menyengat, untuk mengatasinya sebelum diberikan sebaiknya dijemur atau dilayukan dan untuk membiasakan berikan pada saat ternak dalam kondisi lapar.
Budidaya gliricidia bisa dilakukan dengan penanam biji polong yang sudah tua ataupun dengan penanaman stek dari batangnya. Pemotongan pertama pohon gamal dianjurkan setelah tanaman berumur 1 tahun. Selang waktu atau interval pemotongan selanjutnya setiap 3 bulan sekali. Rata-rata produksi hijauan segar berkisar 2-5 kg per potong per pohon.
Sistem pemangkasan dua kali selama musim hujan dan dua kali selama musim kering dapat mengurangi peranggasan daun gamal sehingga gamal akan tetap menghijau sepanjang tahun (Nitis et al., 1991).
3. Turi (Sesbania Grandiflora) : Daun turi merupakan hijauan makanan ternak yang kaya akan kandungan protein kasar. Komposisi zat gizi daun turi terdiri atas; protein kasar 27,3%, energi kasar 4.825 kkal/kg, SDN 24,4%, lignin 2,7%, abu 7,5%, Ca 1,5% dan P 0,4%.
Salah satu kendala penggunaan daun turi sebagai pakan ternak adalah rendahnya produksi biomass dan tidak tahan terhadap pemangkasan. produksi daun turi pada musim kemarau (1,7 kg/pohon/3-4 bulan) dan musim hujan (4,1 kg/pohon/2-3 bulan). Akan tetapi, turi relatif tahan terhadap kekeringan sehingga sangat bermanfaat sebagai sumber pakan kambing pada musim kemarau. Pada musim kemarau, dimana rumput sangat sulit didapatkan, turi masih tumbuh subur dan berproduksi dengan baik. Pemetikan daun turi tidak dilakukan secara total, namun dipetik sebagian besar daunnya dan menyisakan daun pada pucuknya agar pohon turi tidak mati.
Turi seperti halnya gliricidia dapat dibudidayakan melalui biji dan ada juga jenis turi yang dapat dibudidayakan dari stek batangnya.
Untuk meningkatkan efisiensi penggunaannya, daun turi sebaiknya diberikan pada saat kebutuhan zat-zat makanan meningkat secara drastis, terutama pada akhir kebuntingan, awal laktasi dan cempe pada mas pertumbuhan.  Hal ini dimaksudkan agar angka kematian anak dapat dicegah dan pertumbuhan anak lebih cepat.
4. Kaliandra (calliandra calothrysus)
Kaliandra digunakan secara luas untuk pakan ternak karena : daun, bunga,  tangkai mempunyai kandungan protein cukup tinggi 20-25%, serta cepat tumbuh dan kemampuan bertunas tinggi setelah pemangkasan. Kaliandra dapat dibudidayakan melalui biji atau mengambil anakannya yang sudah berkar dari alam bebas kemudian ditanam di lahan yang sudah disediakan.
Pemanfaatan kaliandra sebagai hijauan pakan ruminansia telah memperlihatkan pengaruh yang menguntungkan tidak hanya performans produksi tetapi performans reproduksi ternak juga meningkat. Baik ternak ruminansia kecil maupun yang besar tidak memperlihatkan suatu masalah bila disuplementasi dengan kaliandra segar atau dalam bentuk silase tetapi tidak boleh dalam bentuk kering. Kaliandra dapat diberikan sendiri atau dalam campuran dengan legum lain yang tidak mengandung tanin untuk mensuplementasi ternak yang diberi rumput. Tambahan sumber energi sangat bermanfaat untuk meningkatkan performans produksi ternak.
Permasalahan kaliandra sebagai pakan ternak adalah kadar tannin yang tinggi sehingga mempunyai tingkat kecernaan yang rendah (30-60%).
Sistim “cofeeding” adalah cara pemberian pakan campuran antara legum yang mengandung kadar tannin tinggi seperti kaliandra dengan legum yang tidak mengandung tanin seperti gamal (gliricidia sepium) atau turi (sesbania grandifora). Tujuannya untuk mencegah sebagian dari protein terlarut dalam gamal agar tidak dipecah di dalam rumen yaitu dengan mengikatkannya pada tanin kaliandra. Kemudian diharapkan ikatan tanin-protein dapat pecah dalam pH abomasum yang rendah sehingga protein daun dapat langsung dimanfaatkan oleh ternak itu sendiri.
Namun demikian tidak perlu dikhawatirkan mengingat Kambing dilaporkan mempunyai kemampuan mencerna tannin karena memiliki enzim tannase pada mukosa ruminal (Begovic et al., 1978).
5. Rumput Taiwan: Ukurannya cukup besar , dapat mencapai 4 -5 meter.  Bibit rumput jenis ini kami peroleh dari  BIB Lembang. Ciri-cirinya : batangnya lunak, daun lebar berbulu lembut, tingkat nutrisi cukup baik, dan  pada batang muda pangkal batangnya bawah yang dekat ke tanah berwarna kemerah merahan.  Produktivitas tinggi, bisa mencapai 300 ton / hektar per tahun dengan kondisi pemupukan dan pemeliharaan optimal, produksi per rumpun bisa lebih dari 7 kilogram (basah) per panen.
Jenis rumput dan leguminosa tersebut di atas bisa diberikan dalam bentuk segar, atau bisa juga diolah menjadi silase dan hay apabila kondisinya berlimpah pada saat musim penghujan.

Sumber : http://bandungkambingetawa.wordpress.com/2011/03/10/budidaya-hijauan-pakan-kambing-etawa-berkualitas/

PAKAN KAMBING

Sistem pencernaan kambing merupakan sistem pencernaan yang sederhana dengan cecum dan usus yang besar.  Hal ini memungkinkan kambing dapat makan dan memanfaatkan bahan-bahan hijauan, rumput dan sejenisnya.  Bahan-bahan itu dicerna oleh bakteri di saluran cerna bagian bawah seperti yang terjadi pada saluran cerna kuda. Kambing termasuk jenis ternak pseudo-ruminant, yaitu herbivora yang tidak dapat merncerna serat-serat secara baik. Ia memfermentasi pakan di usus belakangnya. Fermentasi hanya terjadi di caecum (bagian pertama usus besar) , yang kurang lebih merupakan 50% dari seluruh kapasitas saluran perncernaannya.
Tidak seperti halnya hewan mamalia yang lain, kambing mempunyai kebiasaan makan feses yang sudah dikeluarkan.  Sifat ini disebut coprophagy, keadaan ini sangat umum terjadi pada kambing dan hal ini terjadi berdasar pada konstruksi saluran pencernaannya.  Sifat coprophagy biasanya terjadi pada malam atau pagi hari berikutnya.  Feses yang berwarna hijau muda dan konsistensi lembek itu dimakan lagi oleh kambing.  Feses yang dikeluarkan pada siang hari dan telah berwarna coklat serta mengeras, tidak dimakan.  Hal ini memungkinkan kambing  itu  memanfaatkan secara penuh pencernaan bakteri di saluran bagian bawah, yaitu mengkonversi protein asal hijauan menjadi protein bakteri yang berkualitas tinggi, mensintesis vitamin B dan memecahkan selulose atau serat menjadi energi yang berguna,  Jadi sifat coprophagy  sebenarnya memang menguntungkan bagi proses pencernaan.
Walaupun memiliki caecum yang besar, kambing ternyata tidak mampu mencerna bahan-bahan organik dan serat kasar dari hijauan sebanyak yang dapat dicerna oleh ternak ruminansia murni. Daya cerna kambing dalam mengonsumsi hijauan daun mungkin hanya 10%.
Di alam, kambing liar dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dengan jenis pakan yang di kehendaki. Jumlah pakan minimal dan ragam pakan dapat terpenuhi sehingga terjadi keseimbangan dalam pertumbuhan, kesehatan dan perkembangbiakannya. Kalau kebutuhan itu tidak tercapai, dengan sendirinya kambing berangsur-angsur gugur menghadapi seleksi alam.
Untuk kambing yang di ternak dan hidupnya terbatas di sekeliling kandang. Kelangsungan hidupnya sangat di tentukan oleh perhatian dan perawatan dari si empunya. Jenis, jumlah, dan mutu pakan yang diberikan sangat menentukan pertumbuhan, kesehatan, dan perkembangbiakannya.

Jenis pakan
Campuran konsentrat atau bijian dapat diramu sendiri, atau dapat juga diberi secara komersial.  Paling sedikit dalam satu campuran ada 2 macam atau jenis bijian hingga nafsu makan dapat ditingkatkan.  Biji-bijian yang telah dikenal tingkat kesukaannya adalah yang pertama oat wheat, sorghum, dan jagung.  Biji kapas hendanya tidak dipakai sebagai suplemen protein karena mengandung racun yaitu gossypol.
Jerami yang digunakan haruslah yang berkualitas baik, kaya gizi dan bersih jerami legume misalnya alfalfa lebih disukai, karena kadar proteinnya tinggi, bersih dan banyak daunnya.  Ini dapat digunakan sebagai satu-satunya bahkan pakan untuk induk yang sedang kering, pejantan serta kambing yang lebih tua, sedangkan untuk kambing yang sedang laktasi dapat digunakan sampai batas 40%.  Jerami rumput kualitasnya lebih rendah sehingga penggunaannya jangan lebih dari 10% dari seluruh ransom.
Bahan-bahan pakan hijauan lainnya dapat digunakan bila tersedia.  Hijauan itu misalnya hijauan dari tanaman pekarangan, akar-akaran atau umbi.  Bila hijauan atau bahan itu dipakai, hendaknya hanya diberikan kepada anak-anak kambing yang telah berumue labih dari 3 bulan serta kambing dewasa, pada tingkat 1,5% dari berat badannya.  Bahan-bahan yang dimaksudkan tadi meliputi beet (akar dan batang), kobis, woortel (akar dan batang), kale, kentang, ubi jalar, turnip, rumput dan daun-daun lain.
Pakan hijauan yang seimbang terdiri dari hijauan, hay (rumput kering), biji-bijian, umbi-umbian, dan konsentrat. yukk kita jabarin satu-satu…
Ø  Hijauan, sebagai makanan pokok kambing lazim di berikan oleh peternak kambing tradisional. Pakan hijauan yang diberikan antara lain rumput lapangan, limbah sayuran (kangkung,sawi,wortel,lobak,caisim,kol, daun singkong),daun kacang tanah, daun dan batang jagung, daun pepaya, talas, dll). Hijauan untuk pakan kambing jangan diberikan dalam bentuk ‘segar’, tapi telah dilayukan terlebih dulu untuk mengurangi kadar airnya. Proses pelayuan selain untuk mempertinggi kadar serat kasar, juga menghilangkan getah atau racun yang dapat menimbulkan kejang-kejang atau mencret. Pemberian pakan berupa kubis atau limbah sayuran lain akan membuat kencing kambing keluar berlebihan. Soalnya limbah itu memiliki kandungan air tinggi.
Ø  Hay adalah rumput awetan yang dipotong menjelang berbunga. Rumput itu di keringkan secara bertahap sehingga kandungan gizinya tidak rusak, sekaligus mempertinggi kadar kandungan serat kasarnya. Bahan untuk hay antara lain rumput gajah, pucuk tebu, atau rumput lapangan menjelang berbunga. Daun kacang-kacangan yang dilayukan lalu di keringkan seperti hay, juga disukai kambing.Ketika kambing sakit terserang mencret, pemberian hijauan dihentikan. Sebagai gantinya diberikan 100% hay.
Ø  Biji-bijian berfungsi sebagai makanan penguat. Pakan ini diberikan terutama untuk kambing bunting dan yang sedang menyusui. Jenis pakannya bisa jagung, padi, gandum,kedelai,kacang tanah, dan kacang hijau. Biji-bijian itu sebaiknya digiling atau ditumbuk lebih dulu. Kalau pemberian biji-bijian terasa mahal, dapat dimanfaatkan bekatul, bungkil tahu, bungkil kelapa, atau bungkil kacang tanah. Kambing muda yang dibesarkan melulu dengan pakan hijauan, sampai umur empat bulan bobot hidupnya hanya sekitar 1.5 kg. Kalau pakannya di tambah bekatul atau biji-bijian,kambing muda umur empat bulan bisa mencapai bobot rata-rata 4 kg untuk New Zealand White, Californian, dan kambing potong lainnya.
Ø  Umbi-umbian Ubi jalar, songkong, uwi, talas dan umbi-umbi lainnya dapat diberikan untuk kambing sebagia pakan tambahan. Sebaiknya umbi yang beracun seperti singkong jangan diberikan mentah, tapi sudah direbus dulu atau dikeringkan menjadi gaplek.
Ø  Konsentrat dalam peternakan kambing berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi pakan dan mempermudah penyediaan pakan. Konsentrat sebagai ransum diberikan sebagai pakan tambahan atau pakan penguat, kalau pakan pokoknya hijauan. Konsentran untuk kambing dapat berupa pelet (buatan pabrik),bekatul, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas tapioka, atau gaplek.   
     Seperti halnya semua jenis hewan, kambing membutuhkan karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan air.  Jumlah kebutuhannya tegantung pada umur, tujuan produksi serta laju atau kecepatan pertumbuhannya.  Air yang bersih merupakan suatu keharusan, seekor kambing betina dapat menghabiskan air sebanyak 4 liter per hari.  Kebutuhan mineral diberikan dalam bentuk garam.  Tingkat protein dalam pakannya dibagi menjadi 2 macam ransum, pertama 16% dan yang kedua 14%.  Ransum itu masing-masing diberikan kepad kambing yang kebutuhan gizinya tinggi dan yang kebutuhan gizinya rendah.

Sumber : Materi Pelatihan Ibu Siti Aisiyah, SPt

PAKAN TAMBAHAN (KONSENTRAT) UNTUK KAMBING DAN DOMBA

Ternak memerlukan nutrisi untuk kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, reproduksi, laktasi, gerak dan kerja. Oleh karena itu pemberian hedaknya memperhitungkan semua kebutuhan tersebut, atau dengan kata lain , pemnberian pakan disesuaikan dengan kebutuhan ternak.
    Penambahan konsentrat pada kambing dan domba bertujuan untuk meningkatkan nilai pakan dan menambah energi. Tingginya pemberian pakan berenergi menyebabkan peningkatan konsumsi dan daya cerna dari rumput atau hijauan kualitas rendah. Selain itu penemberian konsentrat tertentu dapat menghasilkan asam amino essensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Penambahan konsentrat tertentu dapat juga bertujuan agar zat makanan dapat langsung diserap di usus tanpa terfermentasi di rumen, mengingat fermentasi rumen membutuhkan energi lebih banyak.
    Berdasarkan kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein. .
a. Konsentrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari 18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada konsentrat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Berasal dari hewan mengandung protein lebih dari 47%. Mineral Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar dibawah 2,5%. Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah, tepung bulu dan tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya dibawah 47%, mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%. Contohnya : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit dll.
b. Konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein dibawah 18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung, empok, polar dll.
     Konsentrat yang baik apabila terdiri dari bermacam macam bahan pakan supaya mendapatkan asam amino yang lengkap. Untuk pembuatan konsentrat harus diperhatikan bahan pakan yang digunakan sebagai penyusun ransum, baik dalam cara penyediaan maupun kandungan gizinya. Perlu diperhatikan pada pemberian jagung harus diimbangi dengan pemberian bahan yang berasal dari kedelai, pada pemberian bahan yang berasal dari kedelai sebaiknya dimasak terlebih dahulu,karena kedelai mengandung zat anti tripsin yang rusak bila kena panas. Konsentrat pada Kambing dan Domba diberikan sesuai dengan tipenya. Kambing dan Domba perah yang berproduksi tinggi yang kadar lemak yang diinginkan tinggi maka membutuhkan protein tertinggi. Sedangkan protein sangat sedikit dibutuhkan pada Kambing dan Domba yang sedang masa kering. Program perhitungan pakan pada Kambing dan Domba biasanya dihitung berdasarkan bahan kering.
Tabel kebutuhan Zat zat gizi Untuk Hidup pokok dan produksi Kambing dan Domba perah
BERAT BADAN
UNTUK HIDUP POKOK
KADAR LEMAK SUSU
UNTUK PRODUKSI 1 KG SUSU
PROTEIN (Gr)
ME
(M. Kal)
TDN (Kg)
LEMAK SUSU (%)
PROTEIN (Gr)
ME
(M.Kal)
TDN (Kg)
30
74
1,95
543
2,5
59
1,47
333
40
93
2,42
672
3,0
64
1,49
337
50
110
2,86
795
3,0
64
1,49
337
60
126
3,28
912
3,0
64
1,49
337
70
141
3,68
1023
3,0
64
1,49
337
80
156
4,06
1131
3,5
68
1,51
342
Suber Sory Basya Siregar 1991
Perhitungan Kebutuhan protein dan energi berdasarkan Berat badan Kambing dan Domba dan produksi susu serta kandungan lemak susu berdasarkan tabel:
Misalnya Berat badan Kambing dan Domba 30 Kg,produksi susu 1 liter dengan kandungan lemak 3% maka:
    Kebutuhan protein : 74 + (1X59) =133 gram
    Kebutuhan ME : 1,95 + (1X1,47) =3,44 M Kal
    Kebutuhan TDN : 543 + (1 X 333) =876 Kg
    Pembuatan ransum Kambing dan Domba perah untuk memenuhi kebutuhan protein berdasarkan metode bujur sangkar latin.
Contoh : Kambing dan Domba dengan berat badan 30 Kg berproduksi 1l/hari dengan kadar lemak 3%. Kambing dan Domba diberi pakan hijauan rumput 2 Kg dan gamal 1 Kg, konsentrat kandungan protein 16% yang terdiri bungkil kelapa dan dedak. Kandungan protein rumput 9,6% dengan BK 21% sedangkan gamal dengan kandungan protein 25,2% dan BK 13,1%. Dedak mengandung protein 13% dengan BK 85,7%, bungkil kelapa mengandung protein 21,2% dan BK 87,9%. Berapa bungkil kelapa dan dedak yang harus diberikan ?
Perhitungan :
Berdasarkan tabel maka kebutuhan protein untuk Kambing dan Domba tersbt =74+(1×59) = 131 gram.
Protein dari rumput            = 2×21/100×9,6/100×1 kg = 0,04032 Kg.
 Gamal                       = 1×13,1/100×25,2/100×1 kg = 0,03301 Kg
Jumlah protein                                     = 0,0403 kg + 0,0330kg = 0,07330 Kg 73,30 Gr
Kekurangan Protein        131 gr -   73,30 gr = 30,70 gr
Dedak                      4,8 X85,7/100X13,8/100X1kg   = 0,56767 kg=567,67 gr =58,07%
Bungkil Kelapa       2,2 X87,9/100X21,2/100X1kg = 0,40996 kg=409,96 gr=41,93%
jumlah              = 977,64 gr
Kesimpulan: Kekeurangan protein sejumlah 30,70 gr diambil dari konsentrat
dengan protein 16 % yang terdiri dari;
Dedak                        = 58,07% X 30,70 gr = 17,82 gr protein
Bungkil kelapa          = 41,93% X 30,70 gr  =12.88 gr protein
Berat bahan sebagai berikut;
Dedak                        =  100:85,7 X 567,67 gr =  662,39 gr
Bungkil Kelapa         =   100: 87,9 X 409,96 gr=  446,39 gr

KAMBING DAN DOMBA POTONG
Tabel kebutuhan Zat zat gizi Untuk Hidup pokok dan produksi Kambing dan Domba perah
Sumnber Sory Basya Siregar 1994
Contoh Kambing dan Domba dengan berat badan 20 Kg ingin dinaikkan berat badannya 150 g/hari.
Langkah pertama lihat tabel kebutuhan, ternyata Kambing dan Domba tersebut membutuhkan : BK 1 Kg ( 5%); Total protein 75 g. TDN 456 g, ME 6,9 Mcal, Calsium 0,029 kg; Fosfor 0,019 kg
Langkah kedua menentukan berapa rumput yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan Bahan Kering, dengan cara menghitung. Pada ransum ini digunakan 70% BK mengunakan rumput lapangan. Jadi BK rumput yang digunakan 70/100×1.000 = 700 g. Kekurangannya 300 g. Digunakan konsentrat yang dicampur dedak dengan tepung jagung dengan Proten 12 %
. Kandungan nutrisi;
Rumput Lapangan BK 21 %, PK 6,7,TDN 55%, Dedak BK 87,5%, PK 13,8 TDN 50 % dan Tepung Jagung BK 89,1% PK 10,8 % TDN 90%
Jumlah yang PK dapat disediakan Oleh Rumput = 6,7/100X 700 g = 46,9 g .
Kekurangan PK = 75 – 46,9 = 28,1 g = 28,1/300 X 100%= 9,37 % akan di sediakan oleh Tepung jagung dan Dedak
 
Dedak                1,43/5,86X 100%  = 24,4 %
Tepung jagung   4,43/5,86X 100% = 75,6 %
Bahan yanng diperlukan untuk meramu Pakan Kambing
tersebuta adalah sebagai berikut:
Rumput  Lapangan    = 700 g(BK)
= 100/21 X 700 g = 3333,33 g (BB)
Dedak                       = 24,4/100 X 300 g = 73,2 g (BK)
= 100/87,5 X 73,2 g = 83,6 g(BB)
Tepung Jagung        = 75,6/100 X 300 g = 226,8 g (BK)
= 100//89,1X226,8 g = 254,5 g (BB)
Dihitung Kembali Protein Kasarnya :
PK Rumput Lapangan = 6,7/100 X 700 g = 46,9 g
PK Dedak                     = 13,8/100 X 73,2 g = 7,9 g
PK Tepung Jagung = 10,8/100 X 226,8 g = 21,29 g
                                                                               76,08 g
Dihitung TDNnya
TDN  Rumput  Lapangan   = 55/100 X 700 g        =  330      g
TDN Dedak                          =  50/100 X 73,2 g     =       36,6 g
TDN Tepung Jagung         =  90/100 X 226,8 g    =   204,12 g
570,72 g
( 570,72/1000 X 100 %    = 93,6 5)
Protein dan TDN nya agak  tinggi namun tidak masalah
Kesimpulannya Berat Bahan Ransumnya sebagai
berikut ;
  1. Rumput        =       3,3 kg
  2. Dedak              =  0,083 kg
  3. Tepung Jagung = 0,254 kg
Dalam menyusun Konsentrat untuk kambing atau domba tentu perlu dipertimbangkan beberapa macam bahan baku konsentrat dengan memperhatikan nilai harga yang semurah-murahnya, namun kandungan nutrisinya yang memadai.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi
Bahan Pakan dari Limbah Industri Pertanian
No.     Jenis bahan         BK(%)    PK(%)    LK(%)    SK(%)     TDN(%)
1         Ampas tahu          10,8          25,6        5,3            14,5          76,0
2        Ampas kecap         85,4         36,2      17,2             17,8         89,5
3        Ampas bir             31,2         26,4      10,2              7,0         78,7
4        Ampas brem          81,6            3,1        2,1               2,1         55,8
5       Ampas gula cair    34,3            5,1       6,2              8,0           54,9
6       Bungkil kopra        90.5          27.6      11.2              6.8         75.3
7       Ampas bir               31,2          26,4    10,2               7,0         78,7
8    Bungkil kelapa         87,9          21,2       11,9           10,7        67,4
9     Bungkil kcg tanah    80,6          39,7   17,2                0,9         81,0
10   Bungkil klp sawit     88,6          16,5   11,9               10,7         67,4
11    Bungkil kedelai       89,4          52,1      1,0              25,5        40,3
12  Dedak padi                87,5            9,9      2,3             18,5        55,5  
13     Kedelai BS             85,4          38,3     4,8               17,8        69,9
14    Onggok kering        88,7             1,2     0,7                 8,3        85,0
15    Tumpi kedelai         91,4           21,1      3,0             23,2       69,4
16    Tumpi jagung          87.4            8.6     0,5                21.3       48,5 
17    Tepung gaplek         87,0           2,4     0,7                8,9        73,5
18     Polard                     88,4          16,4     4,0               5,8        74,8  
19     Molasses                30,2             8,3      – -                              63,0   
Tabel 2. Bahan Pakan dari Pertanian

Nama Bahan                        Protein %               TDN %
Klobot Jagung                         5,1                           49,5
Jerami Padi                              4,9                           45,0
Jerami Kedele                        11,9                           42,7
Jerami Kulit kedelai                 8,0                           58,9
Jerami Kacang Tanah            12,9                           62,3
Jerami Kacang Panjang         12,9                           62,3
Jerami Kacang Hijau             23,2                           58,1
Kulit coklat                           15,0                            55,5
Kulit Kacang tanah                 5,8                           31,7
Kulit Klenteng                      13,1                            52,3
Tongkol Jagung                      5,6                           53,0
Pucuk Tebu                             5,6                           55,3
Daun Ketela Pohon               16,5                           37,4
Batang Ketela pohon              5,9                           48,1
Bhengok                        14,2                     49,4
Rumput lapang                       6,7                             55
Rumput Gajah                      10,0                            67,7
Setaria                                   18,8                           58,0
Contoh Formula Pakan Kambigatau Domba;

  1. Pertumbuhan atau pembesaran         2. Penggemukan
    Dedak Padi = 50 %                             Dedak Padi = 42 %
    Bungkil Kelapa = 25 %                       Bungkil Kelapa = 15 %
    Tepung Jagung = 15 %                        Tepung Jagung = 21 %
    Bungkil Kacang Tanah = 8 %             Onggok = 20 %
    Garam Dapur = 1 %                             Garam Dapur = 1 %
    Tepung Tulang = 0,5 %                      Tepung Tulang = 0,5 %

                  Kapur = 0,5%                                           Kapur = 0,5%
  2.           Jumlah  = 100 %                                    Jumlah = 100 %
Bahan Kering = 85,5 %                        Bahan Kering = 86,4 %
Protein Kasar = 17,2 %                       Protein Kasar = 11,7 %
TDN                = 71,6 %                          TDN               = 74,8 %

Sumber : http://cijayantifarm.wordpress.com/2011/09/21/pakan-tambahan-konsentrat-untuk-kambing-dan-domba/