Jumat, 06 Desember 2013

DAUN GAMAL SEBAGAI OBATA SCABIES PADA KAMBING



daun gamal untuk pengobatan penyakit scabies
Scabies (skabies dalam Bahasa Indonesia) merupakan penyakit parasit menularpada kulit yang disebabkan oleh tungau. Dua spesies tungau yang sering menyebabkan scabies pada kambing adalah Sarcoptes scabiei dan Psoroptes ovis. Penyakit ini masih merupakan masalah penting pada kambing di Indonesia. Laporan kejadian skabies di Jawa mencapai 47,5% tahun 2006. Laporan terakhir kejadian skabies di Kabupaten Pandeglang Banten mencapai 79 kasus pada tahun 2010. Kambing yang terkena skabies mempunyai gejala adanya kegatalan yang hebat sehingga hewan berusaha untuk terus menerus menggaruk diikuti dengan timbulnya keropeng dan kerontokan bulu. Jika penyakit berlanjut, kulit menjadi tebal dan berbintil yang umumnya muncul pada ujung mulut, sekitar mata dan di dalam telinga. Jika luka terjadi di sekitar mulut maka kambing mengalami kesulitan makan dan akan mati karena kekurangan pakan (kelaparan).

Kambing-kambing yang terserang penyakit ini di pedesaan sering dibiarkan begitu saja karena terkendala dengan harga obat yang mahal. Penyakit ini sangat cepat menular pada hewan dalam satu kandang dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kematian hingga 67%. Salah satu tanaman yang mempunyai potensi sebagai obat skabies adalah Gamal (lihat gambar) yang dalam bahasa Latin dinamakan Gliricidia sepium, tanaman ini sering disebut juga kelor laut atau cebreng.

Gamal merupakan tanaman pelindung yang daunnya biasa diberikan sebagai hijauan pakan ternak ruminansia karena memiliki nilai nutrisi yang tinggi (kandungan protein 18-30%) dan kecernaan tinggi (70%). Di samping itu daun dari tanaman ini ternyata juga mempunyai bahan aktif kumarin yang bersifat insektisida, rodentisida dan bakterisida.
gambar kambing sebelum diobati

gambar kambing setelah diobati
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bbalitvet, Bogor menunjukkan bahwa ekstrak minyak sawit daun gamal 50% dapat menyembuhkan skabies hingga 100% dengan 2 kali pengobatan dengan jarak 1 minggu. Daun gamal yang digunakan pada pembuatan ekstrak ini adalah dipilih daun tua tetapi masih lunak dari pohon gamal berumur lebih dari 6 bulan. Semakin tinggi kadar kumarin dalam daun semakin baik efeknya sebagai obat skabies. Cara mudah untuk mengetahui daun dengan kadar kumarin tinggi adalah dengan cara merobek daun dan membaunya. Daun dengan kadar kumarin tinggi biasanya baunya lebih menyengat.

Pengambilan daun untuk pembuatan ekstrak ini lebih baik dilakukan pada musim kemarau karena pada musim penghujan umumnya kadar kumarin dalam daun menjadi rendah. Adapun pembuatan ekstrak ini adalah dengan cara : 100 gram daun gamal dicincang halus kemudian direbus dalam 200 ml minyak kelapa sawit sampai mendidih selama 1 jam, selanjutnya suhu sedikit diturunkan (tidak dalam kondisi mendidih) selama 1 jam (total perebusan selama 2 jam). Hasil ekstrak tersebut kemudian diangkat dan disaring dengan kain sambil diperas sampai minyaknya tersaring sempurna. Hasil saringan dimasukkan dalam botol gelap (berwarna), dan jangan terkena sinar matahari sampai siap untuk digunakan. Ekstrak ini bisa disimpan pada suhu ruangan sampai 1 minggu, jika disimpan pada almari es (4oC) bisa bertahan sampai 6 bulan.
Pemberian ekstrak ini pada kambing dilakukan dengan cara mengoleskan ekstrak dengan kuas atau sabut kelapa pada seluruh permukaan kulit kambing yang terkena
scabies. Apabila hanya sebagian kecil telinga yang terkena maka obat bisa dioleskan pada telinga saja tetapi apabila skabies telah menyebar pada sebagian badan sebaiknya seluruh tubuh kambing dioles dengan obat karena untuk mencegah perkembangbiakan tungau ke bagian tubuh yang lain. Jika seluruh tubuh kambing harus dioles kira-kira diperlukan 100-200 ml obat tergantung besar kecilnya kambing.

Pengobatan dilakukan sebanyak dua kali dengan jarak 1 minggu. Perlu diingat bahwa kambing yang telah dobati sebaiknya dipindahkan ke kandang yang bersih dan bebas skabies (kandang baru yang telah disemprot dengan insektisida sebelum digunakan). Hal ini sangat penting karena biasanya hewan yang sembuh dari skabies tidak mempunyai kekebalan sehingga mudah terkena lagi bila ditempatkan pada kandang yang tercemar.

sumber: sinar tani Badan Litbang Pertanian
www.litbang.deptan.go.id
http://www.lembahgogoniti.com/artikel/37/108.html
DIAKSES PADA TANGGAL 6 DESEMBER 2013,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar